Pengertian, Fungsi, dan Klasifikasi Akuntansi
Biaya
Akuntansi Biaya (Cost Accounting)
Akuntansi Biaya merupakan salah satu bagian dari bidang akuntansi
meliputi kegiatan proses pencatatan danmonitoring seluruh aktifitas
biaya dan menyajikan informasi tersebut dalam suatu laporan.
Perusahaan dalam menjalankan seluruh aktifitas untuk
memperoleh keuntungan atau laba tidak bisa terlepas dari biaya.
Hal utama yang perlu diantisipasi serta
direncanakan dengan baik yaitu dengan melakukan efisiensi terhadap seluruh
biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan dengan pengendalian anggaran yang telah
direncanakan.
Pengertian dan Definisi Akuntansi Biaya oleh Para ahli
ekonomi
1. R. A. Supriyono, Akuntansi biaya adalah salah satu cabang akuntansi yang
merupakan alat manajemen untuk memonitor dan merekam transaksi biaya secara
sistematis serta menyajikan informasi biaya dalam bentuk laporan biaya.
2. Mulyadi, Akuntansi
Biaya ialah proses pencatatan, penggolongan, peringkasan dan penyajian biaya
pembuatan dan penjualan produk jasa dengan cara-cara tertentu serta penafsiran
terhadapnya.
3. Abdul Halim,
Akuntansi Biaya adalah akuntansi yang membicarakan tentang penentuan harga
pokok (cost) dari suatu produk yang diproduksi atau dijual di pasar baik untuk
memenuhi pesanan dan pemesan maupun untuk menjadi persediaan barang dagangan
yang akan dijual.
4. Schaum,
Akuntansi biaya adalah suatu prosedur untuk mencatat dan melaporkan hasil
pengukuran dari biaya pembuatan barang atau jasa. Fungsi utama dari
Akuntansi Biaya: Melakukan akumulasi biaya untuk penilaian persediaan dan
penentuan pendapatan
5. Carter dan Usry, Akuntansi biaya adalah penghitungan biaya dengan tujuan
untuk aktivitas perencanaan dan pengendalian, perbaikkan kualitas dan
efisiensi, serta pembuatan keputusan yang bersifat rutin maupun strategis.
1. Penentuan Harga Pokok Produksi atau Jasa (Cost of Good
Sold), bagian tugas
utama dari akuntansi biaya adalah mencatat, menggolongkan, monitoring dan
meringkas seluruh komponen biaya yang berhubungan dengan proses produksi, dari
data historis ini dijadikan acuan pihak manajemen dalam penentuan harga pokok
produksi.
2. Perencanaan dan Pengendalian Biaya (Forcasting and
Controlling),
atas dasar data historis dari laporan keuangan tentang seluruh aktifitas
biaya dapat dijadikan acuan dalam membuat perencanaan anggaran (Budgeting) kemudian melakukan monitoring terhadap
penyimpangan biaya atas anggaran yang telah ditetapkan sehingga meningkatkan
efisiensi biaya perusahaan.
Klasifikasi biaya merupakan proses pengelompokan biaya
berdasarkan tujuan dari informasi biaya yang disajikan.
Untuk memudahkan dalam melakukan pencatatan biaya dan
menyusun laporan keuangan, serta memberikan gambaran informasi yang akurat kepada
pihak manajemen, maka komponen biaya dikelompokkan dalam beberapa kelompok akundengan klasifikasi sebagai berikut :
A. Berdasarkan Fungsi Pokok dari Aktifitas Perseroan.
1.
Biaya Produksi (Production Cost) atau
Biaya Harga Pokok Produksi (Cost of Good Sold) meliputi : Biaya Bahan Baku (Material),
Tenaga Kerja Langsung / Buruh (Direct Labour), dan Biaya Operasional (Direct
Overhead).
2.
Biaya Pemasaran (Marketing Expenses) :
Biaya Promosi dan Iklan.
3.
Biaya Administrasi dan Umum (General
Administration Expenses) : Biaya Gaji Karyawan, Overhead Kantor, dan biaya
terkait lainnya.
B. Berdasarkan Kegiatan atau volume Produksi.
1.
Biaya Variabel (Variable Cost), Komponen
biaya proporsional sesuai mengikuti volume produksi yang dihasilkan. Contoh
Biaya Bahan Baku dan Overhead Langsung.
2.
Biaya Tetap (Fixed Cost), Biaya yang tidak
dipengaruhi oleh volume produksi. Contoh Biaya Tenaga Kerja Langsung (Direct
Labour), walaupun volumenya disesuaikan dengan kapasitas produksi namun
pembayarannya bersifat lumpsumper bulan.
C. Berdasarkan Objek yang Dibiayai.
1.
Biaya Langsung (Direct Cost), Biaya yang
dapat diidentifikasi langsung dengan objeknya. Contoh : Biaya Tenaga Kerja
Langsung (Direct Labour), dan Biaya Bahan Baku (Direct Material)
2.
Biaya Tidak Lansung (Indirect Cost), Biaya
yang tidak dapat diidentifikasi langsung dengan objeknya. Contoh : Biaya
Overhead Pabrik (Direct Overhead).
D. Berdasarkan Pembebanan Periode Akuntansi.
1.
Biaya Investasi (Capital Expenditure),
Biaya yang memberikan masa manfaat pada beberapa periode akuntansi. Contoh
Mesin Pabrik biaya depresiasi penyusutannya selama 5 tahun.
2.
Biaya Pengeluaran Penghasilan (Revenue
Expenditure), Biaya yang dikeluarkan memberikan masa manfaat hanya pada
satu periode akuntansi. Contoh : Biaya Overhead Pabrik.
AKUNTANSI BIAYA (COST ACCOUNTING)
1.1. Perbedaan Akuntansi Biaya dengan Akuntansi Keuangan
Akuntansi biaya adalah bagian dari akuntansi keuangan yang
membicarakan biaya
dalam arti luas. Sebagaimana diketahui bahwa tujuan akuntansi
keuangan adalah
menyajikan laporan keuangan yang terdiri atas neraca, laporan
laba-rugi, laporan
laba ditahan, dan laporan arus kas. Akuntansi biaya sebagai
bagian dari akuntansi
keuangan hanya menyajikan sebagian elemen dari laporan laba-rugi
yaitu eleman
biaya.
Akuntansi biaya dapat digolongkan menjadi dua bagian, yaitu (1)
akuntansi biaya
yang berhubungan dengan penentuan harga pokok produk dan pengendalian
biaya
yang biasanya disebut akuntansi biaya; dan (2) akuntansi biaya
yang berhubungan
dengan pengambilan keputusan yang biasanya disebut akuntansi
manajemen.
Perbedaan akuntansi keuangan dengan akuntansi biaya/manajemen:
Akuntansi Keuangan Ak. Manajemen/Biaya
Pemakai utama Pihak luar Manajemen
Lingkup informasi Perusahaan secara keseluruhan Bagian dari
perusahaan
Fokus informasi Historis Historis dan masa datang
Rentang waktu Kurang fleksibel Fleksibel
Kriteria penyusunan informasi Dibatasi standar akuntansi yang
diterima umum
Sesuai kebutuhan manajemen
Manfaat Untuk pengambilan keputusan oleh pihak luar Untuk
perencanaan, pengen-
dalian, dan pengambilan keputusan oleh manajemen
1.2. Perbedaan Akuntansi Biaya dengan Akuntansi Manajemen
Akuntansi Biaya Akuntansi Manajemen
Pihak yang membutuhkan Manajemen dan pihak luar Manajemen
Manfaat Untuk penentuan harga pokok produk dan pengendalian
Untuk
pengambilan keputusan.
1.3. Pengertian dan Klasifikasi Biaya
Dalam Akuntansi Biaya dikenal dua istilah, yaitu cost (harga
pokok/harga perolehan)
dan expense (biaya/beban). Harga pokok adalah pengorbanan yang
diukur dalam
satuan uang berupa pengurangan aktiva atau terjadinya kewajiban
untuk
mendapatkan barang atau jasa yang akan memberikan manfaat di
masa yang akan
datang. Biaya adalah harga pokok yang telah memberikan manfaat
dan telah habis
dimanfaatkan. Dalam praktik, istilah biaya digunakan untuk kedua
pengertian
tersebut di atas.
Klasifikasi biaya:
1. Elemen produk (harga pokok produk):
a. Bahan baku (direct materials)
Bahan (materials) dibedakan menjadi bahan baku dan bahan
penolong (indirect
materials). Bahan baku adalah semua bahan yang dapat
diidentifikasikan dengan
produk jadi, yang dapat ditelusur ke produk jadi, dan yang
merupakan bagian
terbesar dari biaya produksi. Bahan penolong adalah semua bahan
yang bukan
termasuk bahan baku.
b. Tenaga kerja langsung (direct labor)
Tenaga kerja dapat dibedakan menjadi tenaga kerja langsung
(direct labor) dan
tenaga kerja tidak langsung (indirect labor). Tenaga kerja
langsung adalah semua
tenaga kerja yang melaksanakan proses produksi yang dapat
ditelusur ke produk
jadi dan merupakan bagian terbesar dari biaya tenaga kerja.
Tenaga kerja tidak
langsung adalah semua tenaga kerja yang tidak dapat
dipertimbangkan sebagai
biaya tenaga kerja langsung.
c. Overhead pabrik (factory overhead)
Biaya overhead pabrik adalah semua biaya produksi selain biaya
bahan baku dan
biaya tenaga kerja langsung. Oleh karena itu, biaya overhead
pabrik terdiri atas
biaya bahan penolong, biaya tenaga kerja tidak langsung, dan
biaya produksi tidak
langsung lainnya.
Contoh 1
Berikut ini adalah biaya-biaya yang berkaitan dengan pembuatan
meja kayu:
Biaya bahan:
Oak lumber Rp1.500.000,00
Pine lumber 1.100.000,00
Glue 8.000,00
Screws 10.000,00
Biaya tenaga kerja:
Wood cutters Rp1.800.000,00
Table assemblers 1.900.000,00
Sanders 1.700.000,00
Supervisor 200.000,00
Janitor 100.000,00
Lain-lain:
Factory rent Rp 700.000,00
Factory utilities 200.000,00
Office rent 160.000,00
Office salaries 800.000,00
Depreciation of factory equipment 210.000,00
Depreciation of office equipment 80.000,00
Pertanyaan:
1. Hitunglah jumlah biaya bahan baku.
2. Hitunglah jumlah biaya tenaga kerja langsung.
3. Hitunglah jumlah biaya overhead pabrik.
4. Hitunglah jumlah harga pokok meja kayu.
5. Sebutkan biaya-biaya yang tidak termasuk biaya produksi.
2. Hubungan dengan produksi:
a. Biaya utama (prime costs)
Biaya utama adalah biaya yang berhubungan langsung dengan
produksi. Biaya
utama terdiri atas biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja
langsung.
b. Biaya konversi (conversion costs)
Biaya konversi adalah biaya yang dikeluarkan untuk mengubah
bahan baku menjadi
produk jadi. Biaya konversi terdiri atas biaya tenaga kerja
langsung dan biaya
overhead pabrik.
Contoh 2
Atas dasar Contoh 1 di atas:
1. Hitunglah total biaya utama (prime costs).
2. Hitunglah total biaya konversi (conversion costs).
3. Hubungan dengan volume:
a. Biaya variabel (variable costs)
Biaya variabel adalah biaya yang secara total berubah sebanding
dengan
perubahan volume kegiatan, sementara secara per unit jumlahnya
tetap. Hubungan
antara biaya variabel dengan volume kegiatan dapat dilihat pada
Figure 1-6 dan
Figure 1-7 dalam Polimeni Ch. 1 hal 18 – 19. Contoh biaya
variabel adalah biaya
bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung.
b. Biaya tetap (fixed costs)
Biaya tetap adalah biaya yang secara total tidak berubah
walaupun terjadi
perubahan volume kegiatan, sementara per unitnya berubah jika
volume kegiatan
berubah. Hubungan antara biaya tetap dengan volume kegiatan
dapat dilihat pada
Figure 1-8 dan Figure 1-9 dalam Polimeni Ch. 1 hal 20. Contoh
biaya tetap adalah
sewa gudang dan biaya depresiasi.
c. Biaya campuran (mixed costs)
Biaya campuran dapat dibedakan menjadi biaya semivariabel
(semivable costs) dan
biaya bertahap (step costs). Biaya semivariabel adalah biaya
yang jumlah totalnya
berubah tidak sebanding dengan perubahan volume kegiatan.
Hubungan antara
biaya semivariabel dengan volume kegiatan dapat dilihat pada
Figure 1-10 dalam
Polimeni Ch. 1 hal 23. Contoh biaya semivariabel adalah biaya
telepon dan biaya
listrik.
Biaya bertahap adalah biaya yang jumlah totalnya berubah setelah
tercapai jumlah
volume kegiatan tertentu. Hubungan antara biaya bertahap dengan
volume kegiatan
dapat dilihat pada Figure 1-11 dalam Polimeni Ch. 1 hal 23.
Contoh biaya bertahap
adalah gaji supervisi.
Contoh biaya variabel, biaya tetap, biaya semivariabel, dan
biaya bertahap dapat
dilihat pada Polimeni Ch. 1 hal 24.
4. Kemudahan ditelusur:
a. Biaya langsung (direct costs)
Biaya langsung adalah biaya yang dapat ditelusur kepada item
atau area tertentu.
Biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung adalah contoh
biaya langsung
produksi.
b. Biaya tidak langsung (indirect costs)
Biaya tidak langsung adalah biaya yang tidak dapat ditelusur
kepada item atau area
tertentu. Contoh biaya tidak langsung produksi adalah biaya
overhead pabrik.
5. Departemen terjadi:
a. Departemen produksi (production departement)
Departemen produksi adalah departemen yang secara langsung
menangani proses
produksi. Biaya yang terjadi di departemen produksi terdiri atas
biaya bahan baku,
biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik
b. Departemen jasa (service departement)
Departemen jasa adalah departemen yang secara tidak langsung
berhubungan
dengan proses produksi. Contoh departemen jasa adalah Departemen
Pemeliharaan. Biaya yang terjadi di departemen jasa diakui
sebagai biaya overhead
pabrik.
6. Fungsi perusahaan:
a. Biaya produksi
Biaya produksi adalah biaya yang berhubungan langsung dengan
produksi produk
tertentu. Biaya produksi terdiri atas biaya bahan baku, biaya
tenaga kerja langsung,
dan biaya overhead pabrik
b. Biaya administrasi
Biaya administrasi adalah biaya yang terjadi dalam rangka
pengarahan,
pengendalian, dan pengoperasian perusahaan.
c. Biaya pemasaran
Biaya pemasaran adalah biaya yang terjadi dalam rangka promosi
suatu produk.
d. Biaya keuangan
Biaya keuangan adalah biaya yang berhubungan dengan perolehan
dana untuk
operasi perusahaan, misalnya biaya bunga.
7. Pembebanan sebagai biaya (period charged to income):
a. Biaya produksi (product costs)
Biaya produksi adalah biaya yang langsung maupun tidak langsung
dapat
diidentifikasikan kepada produk tertentu. Biaya produksi terdiri
atas biaya bahan
baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik.
Biaya produksi
dilaporkan sebagai persediaan sampai dengan produk yang
bersangkutan terjual.
Jika produk terjual, biaya produksi yang terkandung dalam
persediaan akan
dibebankan sebagai biaya (expense) yang disebut harga pokok
penjualan.
b. Biaya periode (period costs)
Biaya periode adalah semua biaya yang secara langsung maupun
tidak langsung
tidak dapat dihubungkan dengan suatu produk. Biaya periode harus
dibebankan
sebagai biaya pada periode terjadinya. Contoh biaya periode
adalah semua biaya
administrasi, biaya pemasaran, dan biaya keuangan.
8. Hubungan dengan perencanaan, pengendalian, dan pengambilan
keputusan:
a. Biaya dianggarkan dan standar (standard and budgeted costs)
b. Biaya terkendali dan tak terkendali (controllable and
noncontrollable costs)
c. Biaya committed dan kebijakan (committed and discretionary
fixed costs)
relevan dan tak relevan (relevant and irrelevant costs)
e. Biaya diferensial (differential costs)
f. Biaya kesempatan (opportunity costs)
g. Biaya batas penutupan usaha (shutdown costs)
Penjelasan lebih lengkap dapat dilihat pada Polimeni-Ch.1- hal
28 s.d. 29.
SISTEM PENGUMPULAN HARGA POKOK PRODUK
1.1. Sistem Pengumpulan Biaya
Sistem pengumpulan biaya dapat dibedakan menjadi dua, yaitu
sistem
pengumpulan biaya periodik dan sistem pengumpulan biaya
perpetual. Sistem
pengumpulan biaya periodik digunakan pada perusahaan-perusahaan
kecil. Dalam
sistem pengumpulan biaya periodik informasi tentang persediaan
bahan, persediaan
barang dalam proses, dan persediaan barang jadi diperoleh
melalui perhitungan
phisik persediaan. Sistem pengumpulan biaya perpetual digunakan
pada
perusahaan-perusahaan menengah dan besar. Dalam sistem
pengumpulan biaya
perpetual informasi tentang persediaan bahan, persediaan barang
dalam proses,
dan persediaan barang jadi tersedia secara berkesinambungan
tanpa melalui
perhitungan phisik persediaan.
Sistem pengumpulan biaya perpetual dapat dibedakan menjadi: (1)
sistem harga
pokok pesanan dan (2) sistem harga pokok proses. Sistem harga
pokok pesanan
adalah sistem pengumpulan biaya yang diterapkan pada perusahaan
yang
memproses produknya atas dasar spesifikasi yang diminta pemesan
sehingga
produk yang dihasilkan bersifat heterogen, misalnya perusahaan
percetakan dan
perusahaan perkapalan. Dalam sistem harga pokok pesanan, biaya
produksi
dikumpulkan menurut pesanan (job) tertentu. Harga pokok produk
dihitung untuk
setiap pesanan. Harga pokok pesanan dikumpulkan dalam kartu
harga pokok (job
cost sheet) dan dihitung pada saat selesai diproses.
Sistem harga pokok proses adalah sistem pengumpulan biaya yang
diterapkan pada
perusahaan yang memproses produknya secara masal atau
berkesinambungan,
misalnya perusahaan pengilangan minyak atau pabrik baja sehingga
produk yang
dihasilkan bersifat homogen. Dalam sistem harga pokok proses,
biaya produksi
dikumpulkan menurut departemen produksi tertentu dengan
menggunakan buku
pembantu biaya. Buku pembantu biaya dibuat untuk setiap jenis
biaya pada setiap
pusat biaya. Atas dasar rekapitulasi biaya pada buku pembantu
biaya, harga pokok
produk dihitung untuk setiap unit produk yang dihasilkan pada
departemen produksi
tertentu. Harga pokok produk dihitung pada setiap akhir periode.
Harga pokok produk dapat ditentukan atas dasar (1) harga pokok
yang
sesungguhnya atau (2) harga pokok standar. Dalam sistem harga
pokok pesanan
maupun sistem harga pokok proses, harga pokok produk dapat
ditentukan atas
dasar harga pokok yang sesungguhnya atau harga pokok standar.
1.2. Laporan Keuangan Eksternal dan Internal
Laporan keuangan yang disusun manajemen dapat dibedakan menjadi:
laporan
keuangan eksternal dan laporan keuangan internal. Laporan
eksternal meliputi
laporan harga pokok produk, laporan laba rugi, laporan laba
ditahan, dan neraca
yang dapat dilihat pada Table 2-4 dalam Polimeni - Ch. 2 - hal
66-67. Contoh
laporan internal adalah laporan laba rugi divisi yang dapat
dilihat pada Table 2-7
dalam Polimeni-Ch.2- hal 70.
Contoh
Berikut ini adalah data "PT King" pada tanggal
31 Desember 1999:
Persediaan barang dalam proses 1 Januari 1999 Rp 250.000,00
Persediaan barang dalam proses 31 Desember 1999 100.000,00
Biaya bahan baku 950.000,00
Biaya tenaga kerja langsung 1.100.000,00
Biaya overhead pabrik 700.000,00
Persediaan barang jadi 1 Januari 1999 150.000,00
Persediaan barang jadi 31 Desember 1999 450.000,00
Penjualan 3.500.000,00
Biaya administrasi dan pemasaran 750.000,00
Pertanyaan:
1. Hitunglah harga pokok barang jadi selama tahun 1999 (cots of
goods
manufactured) dengan format sebagai berikut.
Persed barang dalam proses awal Rpxxx
Biaya produksi:
Biaya bahan baku(Pemakaian) Rpxxx
Biaya tenaga kerja langsung xxx
Biaya overhead pabrik xxx xxx
Barang yang diproses selama tahun 1999 Rpxxx
Persed barang dalam proses akhir xxx
Harga pokok barang jadi/HP Produksi Rpxxx
2. Hitunglah harga pokok barang yang dijual selama tahun 1999.
3. Buatlah laporan rugi laba untuk tahun yang berakhir 31
Desember 1999.
Latihan
Berikut ini adalah data yang tersedia pada PT Silverman pada
tanggal 31 Desember
1999:
1. Bahan baku (tidak ada bahan penolong):
Persediaan 1 Januari 1999 Rp 90.000,00
Persediaan 31 Desember 1999 120.000,00
2. Tenaga kerja:
Biaya tenaga kerja langsung 190.000,00
Biaya tenaga kerja tak langsung 170.000,00
3. Barang dalam proses:
Persediaan 1 Januari 1999 50.000,00
Persediaan 31 Desember 1999 70.000,00
4. Barang jadi:
Persediaan 1 Januari 1999 250.000,00
Persediaan 31 Desember 1999 160.000,00
5. Informasi tambahan:
Biaya listrik pabrik 250.000,00
Pembelian bahan baku tahun 1999 400.000,00
Penjualan 1.250.000,00
Biaya administrasi dan umum 50.000,00
Biaya pemasaran 60.000,00
Pertanyaan:
1. Buatlah laporan laba/rugi untuk tahun yang berakhir 31
Desember 1999 dengan
format:
PENJUALAN Rp XXXXX
Biaya bahan baku:
Persediaan awal Rpxxx
Pembelian xxx
Bahan baku tersedia dipakai Rpxxx
Persediaan akhir xxx
Biaya bahan baku (dipakai) Rpxxx
Biaya tenaga kerja langsung xxx
Biaya overhead pabrik:
Biaya tenaga kerja tak langsung Rpxxx
Biaya listrik pabrik xxx xxx
Total biaya produksi Rpxxx
Persediaan barang dalam proses awal xxx
Barang yang diproses pada tahun 1999 Rpxxx
Persediaan barang dalam proses akhir xxx
Harga pokok produk jadi/produksi Rpxxx
Persediaan Awal Barang Jadi xxx
Barang Jadi Tersedia Dijual Rpxxx
Persediaan Akhir Barang Jadi xxx
Harga Pokok Penjualan XXX
LABA KOTOR XXX
Biaya Adm & Um Rp XXX
Biaya Pemasaran XXX
XXX
LABA BERSIH OPERASI XXX
====
(DITULIS 5 KALI) DIKUMPULKAN.
PENENTUAN DAN PENGENDALIAN BIAYA BAHAN BAKU DAN BIAYA
TENAGA KERJA
1.1. Biaya Bahan Baku
Biaya bahan dapat dibedakan menjadi biaya bahan baku dan biaya
bahan penolong.
Biaya bahan baku adalah bahan yang identitasnya dapat dilacak
pada produk jadi
dan yang diproses menjadi produk jadi dengan menggunakan tenaga
kerja dan
overhead pabrik. Biaya bahan baku merupakan salah satu elemen
biaya utama.
Bahan penolong adalah bahan yang indentitasnya tidak dapat
dilacak pada produk
jadi dan nilai relatif tidak material. Biaya bahan penolong
merupakan elemen biaya
overhead pabrik.
1.2. Akuntansi Bahan Baku
Akuntansi terhadap bahan baku dibedakan menjadi akuntansi
pembelian bahan
baku dan akuntansi pemakaian bahan baku. Prosedur pembelian
bahan terdiri atas
(1) permintaan pembelian, (2) pesanan pembelian, dan (3)
penerimaan bahan. Oleh
karena itu, terdapat 3 dokumen pembelian bahan, yaitu (1) Surat
Permintaan
Pembelian (lihat Figure 3-1 pada Polimeni-Ch.3- hal 92), (2)
Surat Pesanan
Pembelian (lihat Figure 3-2 pada Polimeni-Ch.3- hal 92), dan (3)
Laporan
Penerimaan Barang (lihat Figure 3-3 pada Polimeni-Ch.3- hal 93).
Atas dasar 3
dokumen inilah pembelian bahan dicatat. Pencatatan persediaan
bahan dapat
menggunakan metode phisik maupun metode perpetual. Metode
perpetual lebih baik
untuk tujuan pengendalian dan lebih informatif dari pada metode
phisik. Oleh karena
itu, perusahaan menengah dan besar umumnya menggunakan metode
perpetual.
Contoh
PT Sejahtera membeli secara kredit 100 unit bahan baku seharga
Rp5.000,00 per
unit dan 20 unit bahan penolong seharga Rp1.000,00 per unit.
Dari bahan yang
dibeli tersebut, bahan baku yang dipakai adalah 30 unit dan
bahan penolong yang
dipakai adalah 10 unit. Metode pencatatan persediaan yang
digunakan adalah
metode perpetual.
Pertanyaan:
1. Buatlah jurnal untuk mencatat pembelian bahan baku dan bahan
penolong
tersebut.
2. Buatlah jurnal untuk mencatat pemakaian bahan baku dan bahan
penolong.
1.3. Prosedur Pengendalian Bahan Baku
Pengendalian bahan baku dimaksudkan agar proses produksi dapat
berjalan lancar,
dalam arti bahan baku tersedia saat dibutuhkan, dan pengadaan
bahan baku
dilakukan secara efisien. Prosedur pengendalian bahan baku dapat
menggunakan
lima metode, yaitu (1) order cycling, (2) the min-max method,
(3) the two-bin method,
(4) the automatic order system, (5) the ABC plan.
Metode order cycling adalah metode pengendalian bahan baku yang
me-review
bahan baku secara periodik, misal setiap 30 hari. Jangka waktu
me-review
dipengaruhi oleh jenis bahan bakunya. Bahan baku yang esensial
membutuhkan
jangka waktu review yang lebih pendek dibanding bahan baku yang
kurang penting.
Pada saat dilakukan review, pemesanan bahan baku dibuat sehingga
pada saat
dibutuhkan bahan baku akan tersedia.
Metode the min-max adalah metode pengendalian bahan baku yang
didasarkan atas
asumsi bahwa persediaan bahan baku berada pada dua tingkat,
yaitu tingkat
maksimum dan tingkat minimum. Jika tingkat maksimum dan tingkat
minimum sudah
ditetapkan, maka pada saat persediaan menuju ke tingkat minimum
pemesanan
bahan baku harus dilakukan untuk menempatkan persediaan pada
tingkat
maksimum.
Metode the two-bin method adalah metode pengendalian bahan baku
yang dipakai
jika bahan bakunya relatif tidak mahal. Dalam metode ini, bahan
baku dipisahkan
menjadi dua bagian yang disimpan dalam ruangan yang terpisah.
Bagian pertama
adalah bahan baku yang akan digunakan selama periode saat bahan
baku diterima
dan saat pemesanan dilakukan. Bagian kedua adalah bahan baku
yang akan
digunakan dalam periode saat pemesanan dan saat pengiriman.
Pemesanan bahan
dilakukan pada saat bahan bagian pertama sudah digunakan.
Metode pemesanan otomatis (the automatic order system) adalah
metode
pengendalian bahan baku yang secara otomatis akan melakukan
pemesanan bahan
baku jika persediaan mencapai jumlah tingkat pemesanan kembali.
Metode ini akan
optimal jika digunakan komputer untuk mengadministrasikan
persediaan bahan
baku.
Metode ABC (the ABC plan) digunakan jika perusahaan mempunyai
persediaan
bahan baku dalam jumlah besar dengan nilai yang berbeda-beda.
Pengendalian
bahan baku yang nilainya tinggi berbeda dengan persediaan yang
nilainya rendah.
Dalam metode ABC, persediaan bahan baku digolongkan menjadi tiga
kelompok
atas dasar nilainya, yaitu (1) kelompok A yang nilainya
tertinggi, (2) kelompok B
yang nilainya sedang, dan (3) kelompok C yang nilainya terendah.
Kelompok A
mempunyai karakteristik pengendalian sebagai berikut: (1) jumlah
persediaan
minimal kecil, (2) tingkat review tinggi, (3) tingkat pemesanan
tinggi, (4)
membutuhkan pencatatan rinci, dan (5) tingkat pengawasan tinggi.
Kelompok C
mempunyai karakteristik pengendalian sebagai berikut: (1) jumlah
persediaan
minimal besar, (2) tingkat review rendah, (3) tingkat pemesanan
rendah, (4) tidak
membutuhkan pencatatan perpetual, dan (5) tingkat pengawasan
rendah.
Contoh
Berikut ini adalah informasi tentang pemakaian bahan baku selama
tahun 1999 dan
harga pokok bahan baku per unit.
Jenis Bahan Baku Pemakaian Bahan per Tahun Harga
Pokok per Unit
1
2
3
4
5
6
7
8
9 800 unit
1.600 unit
2.600 unit
4.500 unit
4.500 unit
5.000 unit
5.000 unit
12.000 unit
14.000 unit Rp20.000,00
7.500,00
10.000,00
1.000,00
2.000,00
50,00
1.050,00
50,00
100,00
Pertanyaan:
Buatlah pengelompokkan bahan baku menurut metode ABC.
1.4. Biaya Tenaga Kerja
Biaya tenaga kerja merupakan biaya yang digunakan untuk
memproses bahan
menjadi barang jadi. Biaya tenaga kerja dibedakan menjadi biaya
tenaga kerja
langsung dan biaya tenaga kerja tidak langsung. Biaya tenaga
kerja langsung
adalah biaya tenaga kerja yang langsung menangani proses
pengubahan bahan
menjadi barang jadi. Biaya tenaga kerja langsung merupakan salah
satu elemen
biaya utama. Biaya tenaga kerja tidak langsung menjadi elemen
biaya overhead
pabrik.
1.5. Akuntansi Biaya Tenaga Kerja
Akuntansi biaya tenaga kerja dibedakan ke dalam tiga kegiatan,
yaitu (1)
penghitungan biaya tenaga kerja per karyawan, (3) perhitungan
total biaya tenaga
kerja, dan (3) alokasi biaya tenaga kerja. Untuk melakukan
kegiatan tersebut
diperlukan dokumen kartu jam hadir (time card/clock card) dan
kartu jam kerja (labor
job ticket). Kartu jam hadir mencatat jam kerja karyawan setiap
harinya, sedang
kartu jam kerja mencatat jam kerja yang dilakukannya untuk
mengerjakan produk
tertentu.
Contoh kartu jam hadir:
Nama karyawan:
No. Induk:
Minggu yang berakhir: Bagus Santoso
101115
8 Juli 2000
Minggu
2/7/2000 Senin
3/7/2000 Selasa
4/7/2000 Rabu
5/7/2000 Kamis
6/7/2000 Jum'at
7/7/2000 Sabtu
8/7/2000
- 08.00 08.00 08.00 08.00 08.00 -
- 12.00 12.00 12.00 12.00 12.00 -
- 16.00 16.00 16.00 16.00 16.00 -
Jumlah jam kerja normal:
Lembur:
Total jam kerja 35 jam
0 jam
35 jam Istirahat: jam 12.00 - 13.00
Contoh kartu jam kerja:
KARTU JAM KERJA
Produk No.:
Tanggal:
Mulai:
Istirahat:
Berakhir:
Total: 100
8/7/2000
08.00
1 jam
16.00
7 jam Departemen:
Karyawan:
Tarif upah:
Total upah: Pemotongan
Bagus Santoso
Rp2.000,00
Rp14.000,00
Biaya tenaga kerja (upah) untuk setiap karyawan dihitung atas
dasar "kartu jam
hadir", sedang biaya tenaga kerja secara total dihitung
dengan menjumlah biaya
tenaga kerja per karyawan. Selanjutnya total biaya tenaga kerja
ini harus
dialokasikan/dibebankan kepada pesanan tertentu, departemen
tertentu atau produk
tertentu yang menikmati biaya tersebut. Pembebanan ini
didasarkan atas jumlah jam
kerja yang terdapat dalam "kartu jam kerja".
Contoh
PT Makmur membayar gaji dan upah karyawannya setiap tanggal 25
per bulannya.
Gaji dan upah yang dibayar tanggal 25 Juli 2000 adalah:
Biaya tenaga kerja langsung (produksi) Rp10.000.000,00
Biaya tenaga kerja tidak langsung (produksi) 2.000.000,00
Biaya tenaga kerja Bagian Administrasi 5.000.000,00
Biaya tenaga kerja Bagian Pemasaran 3.000.000,00
Total gaji dan upah Rp20.000.000,00
Potongan-potongan:
Pajak penghasilan karyawan (1.500.000,00)
Iuran pensiun (400.000,00)
Iuran koperasi (100.000,00)
Gaji dan upah yang dibayar Rp18.000.000,00
Iuran pensiun dan iuran koperasi diserahkan oleh perusahaan
setiap akhir bulan,
sedang PPh karyawan disetor ke kas negara melalui bank persepsi
setiap tanggal
10 bulan berikutnya.
Pertanyaan:
1. Buatlah jurnal untuk mencatat pembayaran gaji dan upah pada
tanggal 25 Juli
2000.
2. Buatlah jurnal untuk mencatat penyerahan iuran pensiun dan
iuran koperasi
pada tanggal 31 Juli 2000.
3. Buatlah jurnal untuk mencatat setoran PPh karyawan pada
tanggal 10 Agustus
2000.
1.6. Masalah Khusus yang Berhubungan dengan Biaya Tenaga Kerja
Masalah-masalah yang berhubungan dengan biaya tenaga kerja,
termasuk
akuntansinya, terdiri atas (1) pajak, (2) shift premium, (3)
overtime premium, (4) idle
time, (5) minimum guaranteed wage and incentive plans.
Pajak Penghasilan Karyawan
Pajak penghasilan karyawan adalah pajak yang dikenakan terhadap
karyawan atas
penghasilan yang diterima atau diperolehnya dalam tahun pajak.
Contoh
Berikut ini adalah upah yang diterima oleh dua karyawan UD Aneka
pada bulan Juli
2000:
Nama Hari Kerja Tarif Upah/Hari Status
Riyanto 24 Rp25.000,00 Kawin, tanpa anak
Novianto 25 Rp20.000,00 Kawin, 2 anak
Upah tersebut dibayar setiap akhir bulan, sedang PPh karyawan
disetor ke kas
negara setiap tanggal 10 bulan berikutnya.
Pertanyaan:
1. Hitunglah PPh kedua karyawan tersebut untuk bulan Juli 2000.
2. Buatlah jurnal untuk mencatat pembayaran gaji dan upah pada
tanggal 31 Juli
2000.
3. Buatlah jurnal untuk mencatat setoran PPh karyawan pada
tanggal 10 Agustus
2000.
1. Perhitungan PPh Karyawan:
a. Riyanto:
Upah Juli 2000 = 24 x Rp25.0000,00 = Rp600.000,00
Upah setahun = 12 x Rp600.000,00 = Rp7.200.000,00
PTKP setahun:
Untuk wajib pajak = Rp2.880.000,00
Untuk wajib pajak kawin = 1.440.000,00
4.320.000,00
Penghasilan kena pajak Rp2.880.000,00
PPh setahun = 10% x Rp2.880.000,00 = Rp288.000,00
PPh sebulan (Juli 2000) = Rp288.000,00/12 = Rp24.000,00
b. Novianto:
Upah Juli 2000 = 25 x Rp20.0000,00 = Rp500.000,00
Upah setahun = 12 x Rp500.000,00 = Rp6.000.000,00
PTKP setahun:
Untuk wajib pajak = Rp2.880.000,00
Untuk wajib pajak kawin = 1.440.000,00
Tambahan 2 anak = 2.880.000,00
7.200.000,00
Penghasilan kena pajak Rp0,00
PPh setahun = nihil
PPh sebulan = nihil
Biaya Gaji dan Upah = 1.100.000 dan PPh Karyawan 24.000
PBDP 1.100.000
Utang PPh Karyawan Rp24.000
Kas 1.076.000
Utang PPh Karyawan Rp24.000
Kas Rp24.000
Jika disesuaikan perhitungan PPH 21 nya dengan aturan
sekarang!!!!!!
2. Perhitungan PPh Karyawan:
a. Riyanto:
Upah Juli 2008 = 24 x Rp25.0000,00 = Rp600.000,00
Upah setahun = 12 x Rp600.000,00 = Rp7.200.000,00
PTKP setahun:
Untuk wajib pajak = Rp13.200.000,00
Untuk wajib pajak kawin = 1.200.000,00
14.400.000,00
Penghasilan kena pajak Rp00,00
PPh setahun = Rp00,00
PPh sebulan (Juli 2008) = Rp0
b. Novianto:
Upah Juli 2008 = 25 x Rp20.0000,00 = Rp500.000,00
Upah setahun = 12 x Rp500.000,00 = Rp6.000.000,00
PTKP setahun:
Untuk wajib pajak = Rp13.200.000,00
Untuk wajib pajak kawin = 1.200.000,00
Tambahan 2 anak = 2.400.000,00
16.800.000,00
Penghasilan kena pajak Rp0,00
PPh setahun = nihil
PPh sebulan = nihil
Shift Premium
Shift premium adalah perbedaan tarif upah yang disebabkan karena
perbedaan shift
kerja. Shift premium ini diperlakukan sebagai biaya overhead
pabrik.
Contoh
PT Sentosa berproduksi dalam tiga shift setiap harinya, yaitu
shift pertama: jam
07.00 s.d. 15.00, shift kedua: jam 15.00 s.d. 23.00, dan shift
ketiga: jam 23.00 s.d.
07.00. Tarif upah untuk shift pertama adalah Rp1.500,00, shift
kedua Rp2.000,00,
dan shift ketiga Rp2.500,00. Dalam bulan Juli 2000, total jam
kerja untuk setiap shift
adalah: shift pertama 50 jam, shift kedua 40 jam, dan shift
ketiga 40 jam.
Pertanyaan:
1. Hitunglah total biaya tenaga kerja normal.
2. Hitunglah shift premium.
3. Buatlah jurnal untuk mencatat pengakuan biaya tenaga kerja
tersebut pada akhir
Juli 2000 (asumsinya gaji dan upah dibayar tanggal 1 bulan
berikutnya).
Overtime Premium
Overtime premium (lembur) adalah selisih jam kerja di atas jam
kerja normal
dikalikan dengan selisih tarif upah. Tarif lembur ditetapkan
lebih tinggi dari pada tarif
upah normal, biasanya tarif upah lembur 1,5 kali tarif upah
normal. Perlakuan
akuntansi terhadap overtime premium dipengaruhi oleh penyebab
terjadi lembur.
Ada tiga perlakuan akuntansi terhadap overtime premium: (1)
overtime premium
diakui sebagai biaya tenaga kerja tidak langsung (biaya overhead
pabrik), (2)
overtime premium diakui sebagai biaya tenaga kerja langsung
(persediaan barang
dalam proses), dan (3) overtime premium diakui sebagai elemen
rugi-laba (rugi
kelebihan jam kerja).
Overtime premium (lembur) diakui sebagai biaya overhead pabrik
jika terjadinya
lembur sudah direncanakan sebelumnya. Overtime premium diakui
sebagai
persediaan barang dalam proses jika terjadinya lembur karena
kebutuhan tambahan
waktu untuk segera menyelesaikan pesanan atau produk tertentu
sesuai
permintaan. Overtime premium diakui sebagai rugi kelebihan jam
kerja jika
terjadinya karena kesalahan karyawan atau kemampuan karyawan
yang rendah.
Contoh
Dalam bulan Juli 2000, jam kerja karyawan adalah 180 jam. Dari
180 jam kerja
tersebut, 144 jam adalah jam kerja normal. Tarif jam kerja
normal adalah
Rp6.000,00, sedang tarif jam lembur adalah Rp9.000,00. Upah
bulan Juli 2000 akan
dibayar pada awal Agustus 2000.
Pertanyaan:
1. Hitunglah biaya tenaga kerja normal dan overtime premium
selama bulan Juli
2000.
2. Buatlah jurnal untuk mencatat pengakuan biaya tenaga kerja
pada akhir Juli 2000
jika overtime premium diakui sebagai biaya tenaga kerja tidak
langsung.
3. Buatlah jurnal untuk mencatat pengakuan biaya tenaga kerja
pada akhir Juli 2000
jika overtime premium diakui sebagai biaya tenaga kerja
langsung.
4. Buatlah jurnal untuk mencatat pengakuan biaya tenaga kerja
pada akhir Juli 2000
jika overtime premium diakui sebagai elemen rugi-laba.
Idle Time
Idle time adalah biaya tenaga kerja yang tetap dibayar walaupun
karyawan tidak
mengerjakan proses produksi. Penyebab idle time dapat dibedakan
menjadi dua,
yaitu (1) sifat proses produksi menyebabkan karyawan tertentu
harus menunggu
terlebih dahulu pada saat tertentu (2) karyawan mengganggur
akibat kesalahan
yang dilakukannya. Idle time yang diakibatkan sebab pertama
diperlakukan sebagai
biaya overhead pabrik, sedang yang diakibatkan sebab kedua
diperlakukan sebagai
rugi idle time.
Contoh
Dalam bulan Juli 2000, Hartono bekerja selama 160 jam. Dari 160
jam kerja
tersebut, 16 jam adalah idle time. Tarif upah per jam
Rp8.000,00. Upah bulan Juli
2000 akan dibayar pada awal Agustus 2000.
Pertanyaan:
1. Hitunglah biaya tenaga kerja normal dan idle time untuk
Hartono.
2. Buatlah jurnal untuk mencatat pengakuan upah Hartono pada
akhir Juli 2000 jika
idle time diakui sebagai biaya overhead pabrik.
3. Buatlah jurnal untuk mencatat pengakuan upah Hartono pada
akhir Juli 2000 jika
idle time diakui sebagai rugi idle time.
Minimum Guaranteed Wage And Incentive Plans
Upah langsung biasanya dibayar atas dasar unit yang diproduksi
atau jam kerja
yang dilakukan dikalikan dengan tarif upahnya. Untuk
meningkatkan produktifitas
karyawan, banyak perusahaan yang menetapkan upah dengan sistem
insentif.
Sistem upah ini akan menguntungkan baik bagi karyawan lama
maupun karyawan
baru. Karyawan lama dengan tingkat kemahiran (skill) yang sudah
tinggi mempunyai
produktifitas di atas normal sehingga selain mendapat upah
normal juga akan
mendapat insentif. Karyawan baru karena belum mempunyai keahlian
produktifitasnya di bawah normal tetapi karyawan tersebut tetap
mendapat upah
normal. Sistem insentif semacam ini disebut the Gant Task System
yang contoh
perhitungannya dapat dilihat dalam Contoh 1. Kekurangan
produktifitas karyawan
baru diakui sebagai biaya overhead pabrik sesungguhnya.
Selain the Gant Task System tersebut di atas, sistem insentif
dapat menggunakan
Bonus Plan and the Taylor Differential Piece-Rate System. Dalam
sistem ini,
karyawan yang telah memenuhi atau melampaui standar tertentu
akan mendapat
bonus. Standar tersebut bisa berupa masa kerja atau unit produk.
Bonus yang
diterima karyawan akan diakui sebagai biaya overhead pabrik
sesungguhnya. Bonus
ini umumnya akan diterima karyawan pada akhir tahun. Perhitungan
bonus dengan
sistem ini dapat dilihat contohnya dalam Contoh 2.
Selain sistem tersebut di atas, peningkatan produktifitas
karyawan dapat dilakukan
dengan memberikan uang cuti. Uang cuti yang diterima karyawan
didasarkan atas
standar yang ditetapkan, misal masa kerja. Uang cuti ini diambil
pada saat karyawan
mengambil cuti tahunan. Uang cuti akan diakui sebagai biaya
overhead pabrik
sesungguhnya. Perhitungan uang cuti ini dapat dilihat contohnya
dalam Contoh 3.
Contoh 1
PT Tinomas pada tahun 2000 menetapkan upah dengan sistem insentif.
Karyawan
langsung pabrik dibayar dengan tarif upah Rp3.000,00 per unit
dengan upah
minimum Rp800.000,00 per bulan. Berikut ini adalah data unit
produk yang
dihasilkan oleh setiap karyawan yang semuanya bekerja penuh
dalam bulan Juli
2000.
Nama Unit Produk
Andi Hermanto
Bagyo Purwanto
Edi Santoso
Feri Setiawan
Gani Handoko
Handi Nugroho 240 unit
275 unit
250 unit
285 unit
270 unit
265 unit
Pertanyaan:
1. Hitunglah upah setiap karyawan atas dasar produktifitasnya,
upah yang diterima
setiap karyawan, dan selisih kurang upah karyawan.
2. Buatlah jurnal untuk mencatat biaya tenaga kerja bulan Juli
2000 tersebut jika
upah dibayar setiap tanggal 1 bulan berikutnya.
Contoh 2
PT Candi Indah setiap akhir tahun memberi penghargaan berupa
bonus sebesar
dua bulan upah kepada karyawan yang telah bekerja lebih dari
satu tahun. Berikut
ini adalah data masa kerja dan upah per bulan karyawan PT Candi
Indah pada bulan
Juli 2000.
Nama Masa Kerja Upah Bulanan
Agung Susetyo
Bagus Indrawan
Candra Darusman
Dedi Hartawan
Endro Gunawan
Hary Ramelan 3 tahun
10 tahun
½ tahun
4 tahun
5 tahun
6 tahun Rp420.000,00
570.000,00
396.000,00
360.000,00
468.000,00
510.000,00
Pertanyaan:
1. Hitunglah bonus yang terutang untuk setiap karyawan per
bulan.
2. Buatlah jurnal untuk mencatat pengakuan biaya tenaga kerja
pada tanggal 31 Juli
2000.
Contoh 3
PT Harapan mempunyai kebijakan untuk memberikan uang cuti
tahunan jika telah
bekerja selama 1 tahun. Pemberian uang cuti diatur dengan
ketentuan sebagai
berikut.
Masa kerja 1 .s.d. 5,99 tahun mendapat uang cuti 1 minggu upah.
Masa kerja 6 .s.d. 10 tahun mendapat uang cuti 2 minggu upah.
Masa kerja lebih dari 10 tahun mendapat uang cuti 3 minggu upah.
Berikut ini adalah data tentang masa kerja dan upah bulanan pada
Juli 2000.
Nama Masa Kerja Upah Mingguan
Abu Asmoko
Cecep Lesmana
Lambang Ashari
Landu Ismanto
Nanang Hadi
Sardi Haryanto
Tatang Yunus
Bondan Himawan
Toro Hermawan
Tino Sunarto 6 tahun
1½ tahun
7 tahun
5¾ tahun
12 tahun
8 tahun
½ tahun
1 tahun
9 tahun
15 tahun Rp210.000,00
180.000,00
300.000,00
270.000,00
392.000,00
288.000,00
150.000,00
150.000,00
300.000,00
440.000,00
Pertanyaan:
1. Hitunglah uang cuti yang terutang untuk setiap karyawan per
minggu.
2. Buatlah jurnal untuk mencatat pengakuan biaya tenaga kerja
pada setiap minggu.
https://drive.google.com/file/d/0B3idoEhtNBH-TlMwbGVWRUF2dms/view